Minggu, 15 Februari 2015
Sejarah Baturaden
Untuk postingan kali ini saya akan share tentang Baturaden. Ya, Baturaden adalah salah satu lokawisata di daerah Kabupaten Banyumas. Jika anda berkunjung ke Kabupaten Banyumas, kurang lengkap rasanya kalau tidak mengunjungi Baturaden karena tempatnya sangat indah dengan udara yang sejuk, saya yakin anda akan senang jika berkunjung ke Baturaden. Namun, dibalik keindahannya itu Baturaden juga menyimpan sejarah di dalamnya.
Menurut sejarah, dahulu kala di tanah Jawa ada seorang pemuda bernama Suta. Nah, Sura ini ternyata adalah seorang pembantu di Kadipaten Kutaliman, Banyumas, Jawa Tengah. Tugasmya adalah merawat kuda dan membersihkan istal (kandang kuda) milik Adipati Kutaliman.
Suta merupakan sosok pekerja keras dan jujur. Pada suatu hari, seperti biasa setelah mengurus kuda Adipati Kutaliman, Suta berkeliling Kadipaten. Kadipaten yang luas tentu tidak dapat ia kelilingi dalam satu kali perjalanan. Maka dari itu, setiap hari Suta akan berjalan di lokasi berbeda.
Suta baru saja melewati sebuah pohon mangga ketika ia mendengar jeritan seorang perempuan. Dia pun berlari menuju sumber suara. Tampaklah seekor ular besar di balik pohon mahoni sedang membuka lebar-lebar rahangnya dan siap memangsa seorang perempuan di hadapannya.
Tanpa berpikir panjang Suta bergerak maju mendekat danberusaha menolong perempuan yang tak berdaya itu. Pengurus kuda Adipati ini memang bukan seorang pemain pedang yang hebat, tetapi tekad kuat melawan ular besar itu membuatnya berani menghadapi ular itu. Dengan susah payah, sabetan pedangnya akhirnya berhasil mematikan ular itu.
Seketika pula perempuan yang hampir dimangsa ular itu jatuh tergolek dan pingsan di tanah. Seorang emban (inang pengasuh) membopongnya ke sisi pendopo tak jauh dari pohon mahoni. Suta mendatanginya, namun ia terkejut ketika mengetahui siapa yang telah dia selamatkan tadi. Ternyata perempuan tersebut adalah putri Adipati Kutaliman.
Sebagai salah satu penghuni kadipaten, Suta sebelumnya sudah sering mendengar tentang kecantikan dan kehalusan budi pekerti putri Adipati. Tetapi, tak pernah jua dia bertemu. Dia sangat bahagia dapat bertatapan langsung dengannya. Sang putri sangat berterima kasih pada Suta yang telah menyelamatkan nyawanya.
Sejak peristiwa tersebut, Suta dan putri Adipati menjadi akrab. Mereka sering bertemu dan mengobrol. Lama-kelamaan mereka menjadi saling menyayangi. Hingga akhirnya Suta memberanikan diri melamar sang putri kepada ayahnya, Adipati Kutaliman.
Adipati sebelumnya sudah mendengar kabar kedekatan putrinya dengan Suta. Namun, dia tak mengira Suta akan nekat melamar putrinya, mengingat status sosial keduanya yang jauh berbeda. Ketika suta mengutarakan niatnya, Adipati murka. Dia merasa terhina. “Kau ini seorang batur (pembantu). Tak pantas kau berdampingan dengan putriku,” katanya.
Kemudian Adipati memerintahkan pengawal untuk memenjarakan abdinya tersebut di penjara bawah tanah. Suta dinilai lancang karena berani meminang putri Adipati.
Mengetahui hal itu, sang putri pun sedih. Dia tak menyangka bila ayahnya akan sangat marah. Apalagi Suta tak pernah di beri makan dan minum selama ia berada di dalam penjara yang lembab, gelap dan, pengap. Hatinya perih mengetahui pria yang dicintainya itu menderita.
Putri Adipati kemudian menyusun rencana. Dia meminta bantuan seorang emban kepercayaannya untuk mengeluarkan Suta dari penjara bawah tanah. Sementara itu ia menunggu bersama kudanya di salah satu sisi di Kadipaten. Rencana pun dilaksanakan pada suatu malam, si emban mengendap-endap menuju penjara bawah tanah. Dia berhasil melewati penjaga yang tertidur karena memakan kue yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Emban pun menemui Suta.
Di dalam sel, Suta terkapar lemah. Badannya yang semula kurus menjadi makin kurus. Dia juga menggigil. Emban memberinya pakaian. Mereka kemudian keluar dan mendatangi putri Adipati yang sudah berpakian layaknya warga desa.
Suta dan Putri menaiki kuda dan melaju ke luar Kadipaten. Untunglah malam itu sangat gelap pekat sehingga sulit mengenali mereka berdua. Putri memacu kudanya semakin kencang. Dia mengarahkan kudanya kearah selatan lereng Gunung Selamet.
Ketika hari beranjak siang, mereka lelah dan beristirahat di dekat sungai. Putri baru menyadari bahwa Suta sedang sakit demam, dia pun merawat suta dengan penuh kasih sayang. Karena kesabarannya, Suta pun berangsur pulih.
Suta dan Putri menyukai lokasi tempat mereka berada. Hawa yang sejuk serta pemandangannya yang asri membuat mereka jatuh cinta. Akhirnya mereka menikah dan membina keluarga di sana. Kini tempat tersebut di kenal dengan nama Baturaden yang artinya pembantu dan bangsawan.
Begitulah sejarah awal Baturaden, cukup sekian untuk postingan kali ini. Terima kasih telahberkunjung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar